Categories
Receivery (Radio Receivers stuff) Uncategorized

Radio Panasonic RL-4249 MK3

Radio bersasis kayu ini adalah radio yang saya beli pertama kali untuk radio bergenre sejenis ini. Hobby adalah sesuatu yang personal memang dan inilah yang menarik saya untuk membeli radio yang berpenampilan “jadul” ini. Saat ini radio penerima kelas comsumer memang sudah tak terhitung banyak dan jenisnya bahkan sebenarnya radio radio jaman 80-90an yang mengusung fitur all band receiver mempunyai kelebihan tersendiri pada jumlah band yang tersedia dan fitur fitur kecil namun sangat penting untuk kegiatan SWL. Apa itu SWL saya akan jelaskan disini.

Radio Panasonic RL-4249 MK3 ini mempunyai tampilan kesederhanaan dan kinerja yang menurut saya memuaskan untuk ukuran radio sejenis ini. Pengoperasiannya sangat mudah, hanya ada tiga buah knob sebagai pengendalinya. Volume, Band Switch, dan Tuning.

Fungsi Fungsi Knob pengatur:

Knob pertama berfungsi sebagai sakelar on-off dan volume

Knob kedua berfungsi sebagai pemindah jalur frekuensi dari AM, SW1, SW2 dan FM

Knob ketiga berfungsi sebagai tuning / penala frekuensi yang kita ingin dengarkan

Sensitifitas dan Selektivitas.

Jangan tertipu karena kesederhanaan tampilan dan bodynya yang hanya terbuat dari kayu karena radio ini memiiliki sensitifitas dan selektifitas yang sangat bagus. Saya sudah membandingkan dengan radio baru buatan China radio Panasonic RL-4249 Mk3 ini mempunyai penerimaan yang sangat baik. Tujuan utama saya membeli radio ini adalah sebagai piranti tolok ukur dan kegiatan sehari hari mendengarkan para amatir radio yang mengudara di gelombang 80 meter -75 meter dan juga 40 meter band, selain itu karena jangkauan maksimal penerimaan radio ini pada skala SW2 adalah maksimal 22 Mhz maka saya sesekali bisa mendengarkan mode SSB dan CW di Gelombang 20 Meter (17Mhz) dan 17 Meter. Pada Band SW1 dan SW2 bisa saya dengarkan dengan mudah radio radio broadcasting dunia seperti BBC, CRI, Radio India dan radio radio lain dari berbagai belahan dunia. Saya hanya bisa mengenali suatu radio yang menggunakan bahasa Inggris saja.

Tampilan dalam Radio Panasonic RL-4249 Mk3

TA2003 sebagai Front End

Sebagai “otak” yang menangani penalaan frekuensi radio ini menggunakan sebuah IC front end yang tentunya sangat familiar, yakni TA2003. Datasheet TA2003 dapat diunduh disini.

Audio Amplifier

Sample BBC di gelombang 75 Meter, file wav, durasi 5 menit

Sample rekaman Radio AM lokal, file wav, durasi 5 menit

Sample rekaman Radio FM, file wav, durasi 5 menit

Modifikasi Kecil

Input Antena,

Tingkatan sinyal radio yang tertangkap oleh antenna perlu diatur untuk mendapatkan pendengaran yang baik, teman teman di radio biasa menyebut ini antena sistem induksi, dimana kabel dari antenna tidak perlu terhubung langsung ke antenna, varco dan lilitan digunakan sebagai pengatur impedansi dan attenuasi agar level sinyal tidak terlalu besar.

Catudaya

Catudaya terbaik dan ideal adalah menggunakan baterai karena arus listrik searahnya benar benar pure catudaya DC.  sayapun sering menggunakan Accu 12 Volt/7Ah sebagai catu daya utama, namun ada kalanya saya menggunakan catudaya dengan sumberlistrik PLN. Agar stabil maka saya gunakan sebuah catudaya dengan LM7806 sebagai IC regulator dan pada input maupun outputnya saya gunakan inductor dan kapasitor sebagai filter. berikut skema catudaya yang saya pakai. dengan catudaya ini maka orok orok atau gangguan QRM dari lampu neon, dan alat alat yang menggunakan switching lainnya bisa diminimalisir.

Penambahan Frequency Counter

Sebagai penghobby radio, tentunya memasang sebuah frequency counter yang presisi pada radio olben rumahan adalah merupakan kebanggaan tersendiri. Frequency counter ini adalah buatan saya sendiri, dengan mengunakan desain yang sudah tidak asing lagi yakni Frequency counter desain Om DH4YHL dimana desain frequency counter menggunakan display seven segment dengan 5 digit pembacaan dan sebuah PIC16F628A. dengan sedikit modifikasi yakni dengan menambah 2 buah tingkat penguat pada front end Frequency counter, maka frequency counter ini dapat “mencium” getaran osilator dari koil osilator SW yang ada pada rangkaian TA2003, kenapa tidak dihubungkan dengan kabel saja ke rangkaian osilatornya, ya karena kalau dihubungkan langsung, karena tingkat penguatan dari osilator terintegrasi ini sangat kecil, sehingga effect pembebanan input FC ini akan mempengaruhi kuat daya dari osilator yang akan mengganggu penerimaan radio.

BFO Add On

Agar dapat digunakan untuk mendengarkan siaran radio amatir dengan mode Single Side Band, maka diperlukan sebuah rangkaian BFO (Beat Frequency Oscillator) yang berfungsi untuk mengembalikan frekuensi gelombang pembawa (Carrier) sehingga sinyal single side band dapat dipulihkan kembali dan selanjutnya dideteksi menjadi gelombang suara yang selanjutnya diteriakkan oleh penguat audio. BFO ini berosilasi pada frekuensi 453 kHz.

Tidak seperti yang dijelaskan pada Radio Srundeng Gosong, dimana untuk BFO ini perlu menyambung kabel penghubung untuk menyuntikkan sinyal Beat pada rangkaian detektor didalam ICTA2003, maka BFO ini hanya perlu didekatkan dengan rangkaian radio.

Gambar penunjukan osilasi frekuensi BFO.

Skema BFO

Gambar rangkaian BFO

S-meter

Agar ciamik dan terkesan wah, maka perlu sebuah meter yang digunakan sebagai tampilan sesaat yang mengesankan. input S-meter ini diambil dari titik hubung sebelum jalur input audio ke audio amplifier. agar tidak terjadi perubahan yang berarti pada level audio yang masuk kedalam audio amplifier dan untuk menunjang kestabilan, ditambahkan rangkaian 1 transistor mps222A sebagai penguat, dan sensitifitas meter dapat diatur dengan memutar VR1 dan VR2.

Leave a comment