Categories
Receivery (Radio Receivers stuff) Uncategorized

Radio Panasonic RL-4249 MK3

Radio bersasis kayu ini adalah radio yang saya beli pertama kali untuk radio bergenre sejenis ini. Hobby adalah sesuatu yang personal memang dan inilah yang menarik saya untuk membeli radio yang berpenampilan “jadul” ini. Saat ini radio penerima kelas comsumer memang sudah tak terhitung banyak dan jenisnya bahkan sebenarnya radio radio jaman 80-90an yang mengusung fitur all band receiver mempunyai kelebihan tersendiri pada jumlah band yang tersedia dan fitur fitur kecil namun sangat penting untuk kegiatan SWL. Apa itu SWL saya akan jelaskan disini.

Radio Panasonic RL-4249 MK3 ini mempunyai tampilan kesederhanaan dan kinerja yang menurut saya memuaskan untuk ukuran radio sejenis ini. Pengoperasiannya sangat mudah, hanya ada tiga buah knob sebagai pengendalinya. Volume, Band Switch, dan Tuning.

Fungsi Fungsi Knob pengatur:

Knob pertama berfungsi sebagai sakelar on-off dan volume

Knob kedua berfungsi sebagai pemindah jalur frekuensi dari AM, SW1, SW2 dan FM

Knob ketiga berfungsi sebagai tuning / penala frekuensi yang kita ingin dengarkan

Sensitifitas dan Selektivitas.

Jangan tertipu karena kesederhanaan tampilan dan bodynya yang hanya terbuat dari kayu karena radio ini memiiliki sensitifitas dan selektifitas yang sangat bagus. Saya sudah membandingkan dengan radio baru buatan China radio Panasonic RL-4249 Mk3 ini mempunyai penerimaan yang sangat baik. Tujuan utama saya membeli radio ini adalah sebagai piranti tolok ukur dan kegiatan sehari hari mendengarkan para amatir radio yang mengudara di gelombang 80 meter -75 meter dan juga 40 meter band, selain itu karena jangkauan maksimal penerimaan radio ini pada skala SW2 adalah maksimal 22 Mhz maka saya sesekali bisa mendengarkan mode SSB dan CW di Gelombang 20 Meter (17Mhz) dan 17 Meter. Pada Band SW1 dan SW2 bisa saya dengarkan dengan mudah radio radio broadcasting dunia seperti BBC, CRI, Radio India dan radio radio lain dari berbagai belahan dunia. Saya hanya bisa mengenali suatu radio yang menggunakan bahasa Inggris saja.

Tampilan dalam Radio Panasonic RL-4249 Mk3

TA2003 sebagai Front End

Sebagai “otak” yang menangani penalaan frekuensi radio ini menggunakan sebuah IC front end yang tentunya sangat familiar, yakni TA2003. Datasheet TA2003 dapat diunduh disini.

Audio Amplifier

Sample BBC di gelombang 75 Meter, file wav, durasi 5 menit

Sample rekaman Radio AM lokal, file wav, durasi 5 menit

Sample rekaman Radio FM, file wav, durasi 5 menit

Modifikasi Kecil

Input Antena,

Tingkatan sinyal radio yang tertangkap oleh antenna perlu diatur untuk mendapatkan pendengaran yang baik, teman teman di radio biasa menyebut ini antena sistem induksi, dimana kabel dari antenna tidak perlu terhubung langsung ke antenna, varco dan lilitan digunakan sebagai pengatur impedansi dan attenuasi agar level sinyal tidak terlalu besar.

Catudaya

Catudaya terbaik dan ideal adalah menggunakan baterai karena arus listrik searahnya benar benar pure catudaya DC.  sayapun sering menggunakan Accu 12 Volt/7Ah sebagai catu daya utama, namun ada kalanya saya menggunakan catudaya dengan sumberlistrik PLN. Agar stabil maka saya gunakan sebuah catudaya dengan LM7806 sebagai IC regulator dan pada input maupun outputnya saya gunakan inductor dan kapasitor sebagai filter. berikut skema catudaya yang saya pakai. dengan catudaya ini maka orok orok atau gangguan QRM dari lampu neon, dan alat alat yang menggunakan switching lainnya bisa diminimalisir.

Penambahan Frequency Counter

Sebagai penghobby radio, tentunya memasang sebuah frequency counter yang presisi pada radio olben rumahan adalah merupakan kebanggaan tersendiri. Frequency counter ini adalah buatan saya sendiri, dengan mengunakan desain yang sudah tidak asing lagi yakni Frequency counter desain Om DH4YHL dimana desain frequency counter menggunakan display seven segment dengan 5 digit pembacaan dan sebuah PIC16F628A. dengan sedikit modifikasi yakni dengan menambah 2 buah tingkat penguat pada front end Frequency counter, maka frequency counter ini dapat “mencium” getaran osilator dari koil osilator SW yang ada pada rangkaian TA2003, kenapa tidak dihubungkan dengan kabel saja ke rangkaian osilatornya, ya karena kalau dihubungkan langsung, karena tingkat penguatan dari osilator terintegrasi ini sangat kecil, sehingga effect pembebanan input FC ini akan mempengaruhi kuat daya dari osilator yang akan mengganggu penerimaan radio.

BFO Add On

Agar dapat digunakan untuk mendengarkan siaran radio amatir dengan mode Single Side Band, maka diperlukan sebuah rangkaian BFO (Beat Frequency Oscillator) yang berfungsi untuk mengembalikan frekuensi gelombang pembawa (Carrier) sehingga sinyal single side band dapat dipulihkan kembali dan selanjutnya dideteksi menjadi gelombang suara yang selanjutnya diteriakkan oleh penguat audio. BFO ini berosilasi pada frekuensi 453 kHz.

Tidak seperti yang dijelaskan pada Radio Srundeng Gosong, dimana untuk BFO ini perlu menyambung kabel penghubung untuk menyuntikkan sinyal Beat pada rangkaian detektor didalam ICTA2003, maka BFO ini hanya perlu didekatkan dengan rangkaian radio.

Gambar penunjukan osilasi frekuensi BFO.

Skema BFO

Gambar rangkaian BFO

S-meter

Agar ciamik dan terkesan wah, maka perlu sebuah meter yang digunakan sebagai tampilan sesaat yang mengesankan. input S-meter ini diambil dari titik hubung sebelum jalur input audio ke audio amplifier. agar tidak terjadi perubahan yang berarti pada level audio yang masuk kedalam audio amplifier dan untuk menunjang kestabilan, ditambahkan rangkaian 1 transistor mps222A sebagai penguat, dan sensitifitas meter dapat diatur dengan memutar VR1 dan VR2.

Categories
Uncategorized

Seputar Mini Rig Quad Band QYT KT-7900D

Mau Bagus Mau Jelek Saya punya mini rig ini.

Dulu niat saya membeli mini rig yang ini adalah karena cakupan operasinya yang edan, dari 136MHz hingga 470MHz, dan saya perlu rig yang bisa dipakai di UHF low 350MHz, dan Pilihan termurah adalah type ini.
Type lain yang lebih familiar, adalah keluarga “mini rig 8900” tapi umumnya adalah dual bander, VHF dan UHF.
Singkatnya, rig ini bagi saya adalah “versi desktop HT Baofeng”, dengan fitur tema tampilan layar yang bisa dikostumisasi warnanya, Daya RF standard adalah 25W di VHF dan 20W di UHF.
Banyak blog yang menyebutkan demikian, disini data pengukuran saya dengan SX-401 power SWR meter saya, dibaca low / high:
136MHz = 17W / 25W
140MHz = 15W / 20W
144MHz = 15W / 25W
145MHz = 15W / 25W
150MHz = 13W / 25W
160MHz = 12W / 20W
170MHz = 12W / 15W

Pro and Cons
Seperti biasalah, amatir dari luar sono, nyacati tapi beli-beli juga, yang nggak comply sama FCC lah, its ori – its fake lah, tapi yang fake dibeli beli juga…
Tapi saya suka sama review dan pengukuran di blog ini, Anda silakan simpulkan sendiri bagaimana kinerjanya.

Rx di VHF ? is that bads?
Nah, dibilang dari hasil test disini, Rx dari mini rig KT7900D ini sensitif sebenarnya, tapi easy overloading, yang orang sini bilang Bopengnya budeg!.
Kalau untuk analisa Tx dari KT7900D, saya mengamini apa yang sudah dilakukan oleh KA70EI ini, karena analisa mendalam pada besarnya sinyal harmoniknya yang buruk.
http://ka7oei.blogspot.com/2019/02/a-hiliariously-bad-multi-band-radio.html
Blog ini bilang budeg juga,
https://tomita.web.id/review-qyt-kt-7900d/
Pemahaman saya, tidak budeg sebenarnya, sesuai dengan nature dari radio SDR, seperti halnya keluarga HT UV5R, mini rig keluarga 8900 atau 7900 ini juga memakai IC transceiver RDA1846S, si IC perevolusi dunia teknologi radio HT. sebelum adanya IC RDA1846s / teknologi SDR trending, HT / rig biasanya memakai system IF, integrasi yang dilakukan chip IC RDA1846s ini mengintegrasikan Rx encoder,Tx Encoder, hingga audio DSP untuk menerima dan memancar (transceiver) ke dalam sebuah chip, sehingga miniaturisasi HT bisa dilakukan karena rangkaian menjadi tidak ada lilitan – lilitan IF.
Jika banyak sinyal pancaran di frekuensi lain di VHF, Maka front end Rx akan overloading, sehingga menjadikan budeg, hal ini akan sangat terasa pada jam jam sore hingga malam hari, hal ini juga bisa diperhatikan dari bar signal indicator (S-Meter) dari rig QYT KT7900D ini. Jadi ini nilai plus, anggap saja kita punya S-meter indicator yang presisi. Biasa saya perhatikan, pada kondisi sore ketika 2 meter band ramai, angka S- meter akan turun ketika ada sinyal besar meskipun itu berjarak 1-2MHz dari posisi Rx saya, pada kondisi ini saya menghidupkan Alinco DJ196 saya, DJ196 saya dengan sinyal kelap kelip 1 strip masih bunyi sinyal kecil dengan setting squelch di angka 3.
Pernah pada kondisi siang hari, dengan SWR 1.3 di 140.610, saya melakukan test QSO dengan rekan saya di Cikarang, kami masih bisa dengar lamat-lamat di S0. Pada siang hari itu, tidak banyak ada transmisi radio lain di 2 meter band.
Kadang kadang saya monitor transmisi komunikasi kapal dengan syahbandar di 156.600, saya masih bisa dengar komunikasi ini. kalau lihat di standard radio marine, ini adalah komunikasi simplex, bukan repeater.

Rx di UHF bagaimana?
Menurut saya di UHF, kinerja Rxnya adalah lebih baik, saya bisa mendengarkan transmisi RPU dari Bogor di UHF 430-an MHz dan 462-an MHz. sejauh pengamatan saya selama ini, Band UHF tidak seramai di VHF.

Pro and Cons di cara setting.
Mungkin saya sudah terbiasa dengan “Chinglish” jadi kerumitan yang banyak dibilang oleh para amateur radio bule tentang bahasa inggrisnya yang amburadul, saya pikir mereka itu harusnya adapting.
Tapi saya mengamini tentang seharusnya bagaimana struktur menu seharusnya dibuat terstruktur dan terkategori / grouped menurut fungsinya.

Squelched Audio Problem?
Belum lama, saya bongkar rig ini, karena sekarang suara pletokan ketika Rx switching kok jadi kencang ya, bunyi pletokan hard contact terdengar si speaker ini hilang kalau squelch diloss, tapi ini kan HT / rig dengan squelch, bukan BitX yang tanpa squelch tanpa AGC hehehehe…
Teman ngoprek saya menyarankan untuk memasang seri kapasitor elko dengan speaker, sudah pula saya lakukan, tetapi bunyi pletokan ini masih saja ada. Saya coba dengan external speaker, masih juga ada itu bunyi pletokan, sebenarnya saya suspek mungkin saya harus ngoprek bagian transistor control squelch, atau mungkin coba ganti audio amplifier IC LA4225, tapi saya pikir nanti nanti saja, saya perlu pembanding apakah ada yang punya mini rig serupa dengan KT7900D ini yang punya masalah sama?.

Better Heatsink management?
Banyak yang bilang mini rig ini terlalu panas bahkan hanya pada standby monitor saja. Sebelum saya bongkar, ya benar, saya menurut saya rig ini terlalu panas, kemudian setelah aksi pembongkar-pasangan guna memitigasi darimana suara pletokan ketika squelch aktif itu?, kok sekarang mini rig saya jadi lebih dingin?. disini saya mengambil kesimpulan, sederhana saja, baut heatsink dari IC Audio amp LA4225nya kurang kencang dari pabriknya hahahaha.

Nah, bagian mana yang kurang? anu, artikel ini masih saya mau edit

De YD0AYA.

Categories
Uncategorized

Mengikuti UNAR 2020 tingkat siaga

The Reason behind
Aktivitas hobby radio amatir, mau nggak mau harus ditunjang hal yang mendasar, yaitu amatir radio callsign. Saya cukup lama sebenarnya ingin mengesahkan hobby teknik radio saya, masa amatir radio kok gelap gelapan melulu, kalau memang amatir radio ya harus punya callsign, bukan callsign bikinan sendiri, tapi callsign yang didapat sesuai dengan prosedur menjadi amatir radio yang umum dan sah.
Terlepas kebanyakan planning atau bagaimana, akhirnya saya segera mendaftar untuk mengikuti ujian nasional amatir radio, nah kapan dimananya, tanya google dan peer to peer kenalan rekan rekan radio amatir yang terlebih dahulu sudah mengikuti unar.

Preparation
Segalanya sekarang sudah dipermudah dengan urusan online, kemudian sekitar tanggal 2 Desember 2020, saya masuk dan mendaftar di website Postel , https://iar-ikrap.postel.go.id dan kemudian melengkapi data.
Setelah semuanya lengkap, akhirnya saya terdaftar untuk mengikuti unar di kantor Balmon Kelas 1 Ciracas Jakarta Timur pada tanggal 22 Desember 2020, kemudian kita diharuskan membayar biaya unar sebesar Rp.50.000,- yang dibayarkan via ATM melalui host 2 host multipayment. Segera setelah pembayaran kita terkonfirmasi, maka di laman dashboard postel saya sudah tersedia nomer ujian unar.

Sebagai persiapan saya sudah mulai membaca blog-blog rekan radio amatir terkait unar, apa sih tips dan tricknya, salah satunya yang menurut saya aktual, adalah blognya OM Jose YD0ABH di https://josefmtd.com/2019/08/09/amatir-radio-yd0abh/
yang kemudian merefer ke blognya OM Beny YD0SPU, tentang pengalaman mereka, bagaimana caranya mengikuti unar, https://x.benny.id/ujian-negara-amatir-radio-unar-jakarta-2019/.
Kemudian saya juga mencoba simulasi-simulasi CAT unar online, untuk mempelajari perihal apa saja yang sekiranya akan muncul di soal unar yang saya akan hadapi nanti pada tanggal 22 Desember mendatang.

D-Day
Berangkat dari rumah Klender jam 6.45, saya sampai di kantor Balmon Ciracas sekitar jam 8, segera saya diterima oleh petugas registrasi guna mencocokkan nomer peserta dengan nomer antrian. Dari yang saya lihat di daftar ujian, ada sekitar 50 peserta, barengan dengan saya ada 2 orang berseragam pramuka, saya sapa mereka dari mana, dari Cakung om, Oh dekat ya, saya Klender.
Sesuai nomer peserta, peserta dipanggil per orang, setelah test login di lobby utama oleh petugas, dan juga sekalian peserta disuruh memakai sarung tangan karet yang tersedia, kalau masker tentunya semua orang sudah memakai. Kemudian saya dipersilakan untuk naik ke lantai 3 tempat dimana ruang ujian dilaksanakan. Setelah itu, saya dipersilakan untuk login ke komputer CAT unar, dan Go, saya mengerjakan soal unar sebanyak 65 soal, soal-soal terdiri dari Pemahaman Pancasila, Teknik Radio dan Regulasi dan Bahasa Inggris. Dan benar saja, materi soal tidak berbeda jauh dengan materi soal unar tahun 2006 yang dirilis oleh Orda Jakarta yang saya dapat dari blognya OM Onno W Purbo, YC0MLC,
http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/orari-diklat/pemula/kumpulan-soal/Bank%20soal%20siaga%20Peraturan%20Radio%20Orgv%2020nop06.pdf

Saya bisa bilang, sekitar 60 persen materi soal sama dengan yang disitu, dengan 40 persen soal soal baru modifikasi. Sengaja saya memberikan hints and secrets ini untuk meng-encourage anda para entusias radio amatir yang menemukan laman ini, bahwa ujian unar itu mudah, tidak sulit, dan anda harus lalui kalau anda pengin menjadi bagian dari radio amatir dunia.
Toh misalnya anda bisa hafal soal dan jawaban di pranala diatas, anda butuh secara fisik login ke komputer tempat ujian unar CAT berada, dan pada akhirnya, ini semua adalah bukan tentang who will win – who will failed, it’s about your deep understanding about amateur radio itu sendiri, apakah nanti anda lebih senang berorganisasi, suka sama operating mode, atau hanya seperti saya yang lebih prefer ke teknik radionya (if i am an American ham radio, i will pursue for technician class later).

Yang agak mengejutkan saya adalah munculnya 4 soal materi tentang kode Morse. Satu soal yang saya luput mempelajari adalah itu kode ketukan morse apa untuk mengakhiri suatu QSO, dan saya baru menghafal dan mendalami huruf Morse dari A to Z, dan angka 1-9, tapi kalaupun jawaban saya salah, semoga saya bisa mengungguli batas minimal kelulusan, yakni total angka 50.

Final Battle score.
Alhamdulillah, Saya mendapatkan skor 86.50, dengan batas kelulusan 50, tentunya saya dinyatakan lulus, tanpa saya harus perlu mengulang ujian lagi. Untuk materi Pancasila saya dapat score 100, Teknik Radio saya dapat score 95, dan Bahasa Inggris saya mendapat score 70.
Sorenya, saya login ke dashboard iar saya di web, dan callsign saya sudah keluar, sekarang saya bisa bilang saya punya callsign, YD0AYA, Yangke Delta Zero Alfa Yengki Alfa.
De Rudik YD0AYA“, bisa ditulis dengan morse seperti dibawah ini (tanpa garis miring):
-.. . / .-. ..- -.. .. -.- / -.– -.. —– .- -.– .-
Proses selanjutnya tidak berhenti disini, kemudian saya bulan Januari 2021 mendatang ini, harus segera mendaftar ke induk organisasi radio amatir Indonesia yang sah, ORARI.
Sekarang semua serba online ya, proses mendaftar ORARI bisa dilakukan melalui aplikasi android, kemudian, nanti setelah pandemi berakhir, saya tentunya akan bertandang ke kantor lokal ORARI tempat domisili saya, sesuai dengan QTH, lokal Jakarta Timur, coba nanti saya kontek OM OM yang pegang lokal ORARI lokal Jakarta Timur.


Terlepas dari polemik RPM tentang kewajiban amatir radio harus menjadi anggota ORARI yang sekarang ramai diperdebatkan, saya nggak ambil pusing saya mengikuti prosedural saat ini saja, kalau memang diharuskan ya harus, Amerika mencontohkan hanya ada ARRL, Inggris hanya punya RSGB, ya masa iya nanti ada ORARI tandingan.

The Beginning and never end.
Tentunya saya bisa bilang, ini adalah permulaan sekaligus “rewriting” content blog saya ini, banyak yang saya mau tulis dari eksperimen-eksperimen saya di teknik radio amatir disini, melibatkan banyak hal, dari menyolder hingga AMSAT nantinya.
Beberapa Interest saya yang berhubungan dengan radio amatir ini, dan mulai sekarang akan saya dokumentasikan:
– HF SSB transceiver building and modifications
– HF – VHF – UHF antenna building
– Arduino for ham radio related
– Microcontroller for ham radio related
– Baofeng radio families according to me
– RTL SDR application and technology catch-up
– Digital Modes and AMSAT
– General electronics, playing with transistors and iron solder.

Tentunya, tak lupa saya mengucapkan terima kasih banyak kepada rekan-rekan senior ORARI yang sering berkomunikasi dengan saya melalui forum-forum radio, elektronika dan telekomunikasi di facebook sejak lama, semoga segera bisa “real QSO by real radio frequencies”, see you on the band

Internet radio is not radio, real radio will emit RF through the air, but use the radio frequencies responsibly“.

Terima kasih kepada:
OM Daryono, YD1CAH
OM Ikari, YB0IKH
OM Bam, YB1KO
OM Hendro S Yoedo, YC0QR
OM Agung Prasetyo, YB6BAP
OM Anton YD1KPH
OM Yudi Suprapto
OM Jaka Triyana, YD1EGX
OM Gus Rudy (SK), YD1ERE
OM Marcell Uno / H.Aidil Heryana
OM Bob Priambodo, YD2HXJ
OM Fathur Hidayat, YD2???
OM Sirin, radio Cungkring
OM Andy Andi, Hexxer rakkuser ngoprek
OM Danu Wonosari Yogya, YD2???
OM Kristiyandono, Tazwacky
OM M Lutfi, YC3LSB
OM Untung Belitung, YG4???
OM A.Rifai, YE3AA
OM Stefendy Handoko, YD9RAK
OM Angga S Arly, YD1GPW
OM Sutrisno HW
OM Andy K Rizal, Sidoarjo
OM Suharjo Sleman
OM Shiran Sak, Ngawi
OM Jack Lanangan, Hertoto, Blitar
(Akan saya update daftar ini, sambil membuka memori saya)

Dan rekan rekan amatir lainnya, salam kenal dari saya.
See you on the band, 73.

Categories
Uncategorized

Tentang BiTX

BITX
BITX itu apa ya? pasti yang belum tau bikin penasaran, BITX adalah akronim untuk Bidirectional Transceiver, sebuah konsep sederhana pesawat pemancar dan penerima radio amatir Single Side Band (SSB) dengan system maju mundur yang dicetuskan oleh OM Ashar Farhan dari negara India, dimana beliau ngetrend pas ada Tsunami Desember 2004, sempat diwawancarai oleh CNN pada topik peran amatir radio pada saat bencana berlangsung. ini tulisan Om Ashar Farhan di halaman web beliau:

BITX Om Ashar Farhan homepage http://www.phonestack.com/farhan/bitx.html

Group yahoo Bitx:  http://groups.yahoo.com/group/BITX20/

Group Penggemar BITX Indonesia di Facebook : https://www.facebook.com/groups/105478459588498/

Sampai saat ini BITX sedang digandrungi oleh semua kalangan radio amatir di seluruh dunia karena kesederhanaan dan fleksibilitasnya. Sebuah konsep sederhana transceiver sederhana dengan Intermediate Frequency (IF) pada frequency 10MHz ini pada konsep awalnya dikerjakan untuk jalur radio amatir 20 meter, dan kemudian oleh para homebrew radio amatir diadaptasi ke band amatir lain. Di Indonesia sendiri (baca Yankee Bravo land) BITX populer digunakan di band-band 80m, 40m, 20 meter dan 11 Mc. Penyesuaian yang paling penting adalah frekuensi kerja dari local oscillator terhadap IF mau dimana BITX mau dipakai. rumusan sederhananya hanyalah pengurangan/ penjumlahan IF dengan LO atau vice versa. Modifikasi lain yang bisa dilakukan agar kinerja LO lebih stabil dan dinamis adalah menggantinya dengan sistem oscillator Phase Locked Loop, dan Digital Direct Synthesizer (DDS) dimana penentuan kerja LO akan tetap mengacu pada perhitungan frekuensi kerja VFO.

Untuk 80 meter band 3.5 s/d 3.9 Mhz (3.500Kc – 3.900 Kc)

IF=10 MHz, frekuensi LO dibawah IF

LO min=10-3.5=6.5 MHz

LO max=10-3.9=6.1 MHz

Jadi, LO untuk 80m band harus berosilasi dari 6.1 Mhz – 6.5 MHz (lebar pita frekuensi=400KHz)

Trivia:

sebenarnya bisa dibilang 80 meter disini adalah “band banci” karena sudah masuk dalam kategori 75 meter band, sesuai dengan band Plan ORARI alokasi frekuensi dari 3.5 MHz-3.9MHz adalah untuk phone mode, AM hanya diperbolehkan di sekitar 3.5 Mhz dengan lebar pita 10Kc?)

Untuk 40 meter band, 7.0 MHz s/d 7.2 MHz (7.000 Kc-7.200 Kc)

LO min=10-7.0=3.0 MHz

LO max=10-7.2=2.8 MHz

Jadi, LO untuk 40m band harus berosilasi dari 2.8 Mhz – 3.0 MHz (lebar pita frekuensi=200KHz)

Trivia:

Para experimenter BITX biasa mempergunakan jalur “outband” alias jalur orong-orong di 6.990-6.999 KHz.

Skema BITX Versi 3

Skema ini sama seperti yang dihomepagenya Om Farhan:

bitx

Categories
Uncategorized

Hello world!

Welcome to WordPress.com! This is your very first post. Click the Edit link to modify or delete it, or start a new post. If you like, use this post to tell readers why you started this blog and what you plan to do with it.

Happy blogging!